Malt extract jadi bahan populer di berbagai industri makanan dan minuman—dari pabrik roti, produsen sereal, hingga perusahaan minuman energi. Bahan ini dikenal karena kandungan gizinya yang tinggi, rasa alaminya yang khas, serta kemampuannya dalam memperbaiki tekstur dan warna produk akhir. Tapi, meskipun multifungsi dan tahan lama, penyimpanan malt extract yang tidak tepat bisa menurunkan kualitas bahkan menyebabkan kerusakan dini.
Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana cara menyimpan malt extract agar tetap awet dan optimal digunakan, baik itu dalam bentuk cair (Liquid Malt Extract/LME) maupun bubuk (Dry Malt Extract/DME).
Kenapa Penyimpanan Malt Extract Itu Penting?
Malt extract mengandung gula alami seperti maltosa yang bersifat higroskopis, artinya mudah menyerap kelembaban dari udara sekitar. Ketika kelembaban tinggi masuk ke dalam wadah atau kemasan, maka tekstur, rasa, warna, bahkan kandungan nutrisinya bisa berubah. Dalam skala industri, perubahan kualitas seperti ini bisa berdampak besar pada konsistensi produk akhir, efisiensi produksi, dan tentu saja biaya operasional.
Masa Simpan Ideal untuk Liquid dan Dry Malt Extract
Liquid Malt Extract (LME)
Liquid malt extract memiliki kadar air yang lebih tinggi dibanding versi kering, sehingga lebih rentan terhadap fermentasi liar dan kontaminasi mikroba jika tidak disimpan dengan benar. Biasanya, LME memiliki masa simpan antara 6 hingga 12 bulan, tergantung pada kondisi penyimpanan dan kualitas kemasan.
Dry Malt Extract (DME)
Sementara itu, DME memiliki kadar air yang sangat rendah, sehingga lebih stabil dan memiliki masa simpan yang lebih panjang, bahkan bisa mencapai hingga 24 bulan jika disimpan dalam kondisi kering dan tertutup rapat. Namun, sekali terpapar udara lembab, DME akan menggumpal dan bisa rusak secara kimiawi.
Tips Menyimpan Malt Extract dengan Benar
1. Gunakan Wadah yang Tertutup Rapat
Pastikan malt extract, baik cair maupun bubuk, disimpan dalam wadah yang hermetis (kedap udara). Untuk versi cair, gunakan wadah food grade yang tidak bereaksi dengan bahan dan memiliki segel kuat. Untuk DME, kemasan aluminium foil atau kantong plastik multilayer dengan zip-lock sangat disarankan.
2. Hindari Paparan Udara dan Kelembaban
Seperti disebutkan sebelumnya, malt extract sangat sensitif terhadap kelembaban. Oleh karena itu, simpan di ruangan kering dengan kelembaban relatif di bawah 50%. Jika memungkinkan, gunakan desiccant (penyerap kelembapan) untuk penyimpanan DME dalam skala kecil.
3. Jauhkan dari Sinar Matahari Langsung
Paparan sinar matahari langsung bisa memicu reaksi kimia yang mengubah warna dan rasa malt extract. Simpan di tempat gelap atau wadah buram (opaque) untuk mencegah degradasi nutrisi akibat UV.
4. Simpan di Suhu Ruangan Stabil
Suhu ideal untuk penyimpanan malt extract adalah antara 18–25°C. Hindari lokasi yang mudah berubah suhu secara drastis seperti dekat oven, jendela, atau pintu kulkas yang sering dibuka-tutup. Suhu yang fluktuatif bisa menyebabkan kondensasi dan mempercepat kerusakan bahan.
5. Hindari Kontaminasi Silang
Jangan biarkan sendok, alat, atau tangan yang belum steril menyentuh malt extract langsung, terutama yang cair. Kontaminasi mikroba bisa memicu fermentasi liar atau pertumbuhan jamur. Gunakan alat bersih dan kering setiap kali membuka wadah.
Kesalahan Umum dalam Penyimpanan yang Harus Dihindari
Banyak produsen kecil atau UMKM yang belum sadar pentingnya penyimpanan malt extract dengan benar. Beberapa kesalahan umum yang sering terjadi antara lain:
-
Menyimpan dalam wadah terbuka terlalu lama setelah dibuka pertama kali
-
Menempatkan wadah di dekat sumber panas atau uap, seperti kompor dan mesin uap
-
Menggunakan kembali wadah bekas tanpa disterilkan
-
Tidak memberi label tanggal buka sehingga tidak tahu batas waktu aman penggunaannya
Kesalahan ini bisa menyebabkan malt extract cepat berubah warna menjadi lebih gelap, terasa asam, atau bahkan mengeluarkan bau tidak sedap.
Baca juga: 7 Tips Menggunakan Malt Extract dalam Proses Produksi Makanan
Tanda-Tanda Malt Extract Sudah Tidak Layak Pakai
Meskipun secara umum malt extract cukup stabil, penting untuk mengetahui tanda-tanda kerusakan sebelum digunakan kembali. Beberapa tanda bahwa malt extract sudah tidak layak pakai antara lain:
-
Aroma berubah menjadi asam atau menyengat
-
Warna berubah signifikan menjadi terlalu gelap
-
Terdapat endapan asing atau pertumbuhan jamur
-
Tekstur menggumpal keras (untuk DME) atau mengkristal (untuk LME)
Jika muncul gejala tersebut, sebaiknya tidak digunakan untuk mencegah kerusakan produk akhir atau bahkan risiko keamanan pangan.
Kesimpulan
Malt extract memang bahan yang fleksibel dan kaya manfaat, tapi juga butuh perhatian dalam hal penyimpanan. Dengan memperhatikan kondisi suhu, kelembaban, dan kebersihan, malt extract bisa bertahan lebih lama tanpa kehilangan kualitas. Baik untuk industri besar maupun usaha skala kecil, penyimpanan yang benar adalah investasi jangka panjang agar produksi tetap konsisten dan efisien.
Ingat, kualitas produk akhir sering kali dimulai dari bagaimana kita memperlakukan bahan baku sejak awal.